Padatanggal 22 maret 2020 ini tema yang diambil adalah "Air dan Lingkungan" dan "Air dan Perubahan Iklim". Air merupakan salah satu jendela hidup, kebutuhan hidup, dan sangat berperan penting dalam kehidupan. Mengapa air begitu penting?, karena jika dibumi tidak memiliki air sedikitpun maka sama saja dunia ini seperti berjalan tanpa kaki. Origin is unreachable Error code 523 2023-06-14 231029 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d763f11d94b0eb1 • Your IP • Performance & security by Cloudflare Airadalah sumber kehidupan semua makhluk. Termasuk bagi anak kodok atau kecebong. Dan tak terkecuali bagi anak-anak. Semua orang, semua anak perlu dan berhak atas air bersih. Anak-anak juga perlu berkawan dan bermain dengan air. Rimba belantara mesti ada. Air harus melimpah. Tidak menyulap hutan menjadi lahan proyek berarti menjaga air terus mengalir.

Anak perempuan berseragam SD dalam foto ini sedang melayani pembeli di warung orang tuanya. Saya mengambil gambar ini pada Senin, 24 Juli 2017. Warung oleh-oleh itu terletak di tepi jalan raya Karangreja, jalan menuju Pemalang dari arah Purbalingga, jalur utara Jawa. Kalau saya pulang kampung bersama keluarga dengan kendaraan sendiri dan lewat jalur ini, biasanya saya singgah di warung ini untuk beli buah nanas. Buah nanas jadi salah satu tanaman utama di kebun dan hutan di daerah ini. Orang tua anak perempuan ini juga punya kebun nanas. Anak perempuan ini melayani pembeli dengan cekatan, cepat, dan lincah. Suara keras, intonasi jelas, menyebut harga-harga dagangan juga cepat, tangan terampil menyodorkan dagangan. Sebenarnya ada seorang perempuan dewasa yang jaga warung juga. Tapi sepertinya ia pekerja di kebun nanas. Ia pakai sepatu boot, pegang pisau besar, dan baju yang ia pakai dilapisi celemek. Sedari saya di situ, ia diam saja, tidak melayani pembeli. Hanya mengupas buah nanas. Setelah saya bicara-bicara dengannya, saya menyimpulkan ia perempuan dengan difabel tunarungu. “Ibu kamu ke mana, Nak?”, tanya saya pada anak perempuan berseragam SD ini, karena saya ragu dengan harga-harga yang ditawarkan olehnya. Beberapa sangat murah, beberapa yang lain sangat mahal. “Ibu sakit. Baru pulang dari puskesmas”, jawabnya cepat dan keras. Sementara perempuan dewasa yang pekerja kebun, tidak tahu samasekali harga-harga barang. Lalu dengan suara keras pula, saya tanya pada perempuan itu dengan bahasa Jawa Ngapak Kromo Inggil, “Itu anaknya yang punya warung nie kan Bu? Bapaknya ke mana?”, tanya saya. “Iya. Bapaknya ke gunung, belum balik. Betulin saluran air. Pipa saluran air kita dari gunung ada yang rusak”, jawabnya tak kalah keras di depan muka saya. Gunung yang dimaksud perempuan itu adalah bukit. Daerah ini memang daerah berbukit-bukit, dengan gunung Slamet sebagai penyangganya. Iklan Akhirnya Ibu pemilik warung muncul dari balik pintu warung. Dengan daster lusuh dan sweater tebalnya, ia tampak kedinginan dan pucat. Saya menyapanya, dan mengkonfirmasi harga jual yang disebutkan oleh puteri kecilnya itu. Dan,.......yakkk....., salah semua. Minuman olahan buah nanas seharga Rp. oleh puterinya dihargai Rp. Lalu saya tawar jadi 20 ribu rupiah, saya tawar 15 ribu tidak dapat. Opak singkong seharga Rp. puterinya jual seharga 22 ribu rupiah, nanas kecil satu ikat Rp. harga versi anak kecilnya jadi 25 ribu rupiah, dan seterusnya. Tetiba saya jadi teringat kebun nanas di atas bukit milik orang tua kawan baik saya, Reggy, di Dok V Jayapura, Papua. Di sana juga, pipa air mengular dari bukit nanas dan buah merah turun ke kampung. Kata Bapa Reggy, mereka rumah-rumah dekat bukit itu dapat air bersih dari pipa air yang bersumber dari gunung. Masyarakat baku buat sendiri saluran air. Ada memang sebuah organisasi nirlaba yang kasih bantuan pipa. Tapi terbatas. Teman saya yang lainnya, Verro Meak di Fakfak, Papua, melakukan penelitian terhadap distribusi air bersih di Distrik Fakfak Tengah pada 2016. Bahkan di Fakfak, yang masyarakat adatnya, khususnya Suku Mbaham Matta, memandang air sebagai sumber kehidupan, setara agama dan ideologinya mereka menyebutnya dengan istilah “Kra”, namun mengalami keterbatasan air bersih. Di Distrik Fakfak Tengah, terdapat sistem pipanisasi oleh PDAM. Tapi, dalam temuan Verro Meak di 13 kampung dan satu kelurahan di Distrik Fakfak Tengah, sistem pipanisasi tersebut belum termanajemen dengan baik. Pendistribusian belum merata, saat musim kemarau tiba tidak ada solusi mengatasi kekeringan. Selain itu, juga dijumpai indikasi perlakuan diskriminatif dalam distribusi air. Di banyak daerah di negeri ini, kebutuhan air bersih di kampung-kampung bersumber dari gunung dan bukit. Kesulitan mereka hadapi, terutama saat musim kemarau melanda. Daerah Gunung Kidul, Yogyakarta misalnya, merupakan daerah langganan kekeringan. Begitu juga daerah-daerah di lereng gunung Slamet Jawa Tengah. Sejak sekitar Mei-Juni atau bulan puasa 2017 hingga kini kesulitan air bersih, dan belum ada upaya dari pemerintah untuk mengatasi situasi itu. Sebagaimana dilansir Saat saya pulang kampung Lebaran Juni 2017, debit air sungai-sungai yang saya lewati di sepanjang lereng Slamet hingga Kampung halaman saya, Bocari-Purbalingga, masih cukup besar. Namun saat saya pulang kembali pada akhir Juli ini debit air sudah sangat berkurang. Di kampung saya dan tetangga-tetangga kampung, jika air sumur kering di musim kemarau, maka sungai adalah sumber air bersih kami. Kadang, juga mencari dan menggali mata air baru di sawah, atau dekat-dekat sungai. Tak jarang, perempuan, anak-anak-lah yang menimba atau mengangsu air dengan jirigen atau ember dan berjalan kaki jauh. Saya kanak-kanak mengalami situasi itu. Di Hari Anak Nasional beberapa hari lalu, Presiden Jokowi melakukan kampanye anti bullying di lingkungan anak dan sekolah, serta menghibur sejumlah anak-anak di Jambi, Sumatera dengan main sulap. Kotak kosong disulap jadi bunga. Ternyata pandai main sulap??! Jujur, saya takjub, setelah pada hari buku, ia duduk-duduk bersama anak-anak di Jawa Barat untuk mendongeng legenda-cerita rakyat Lutung Kasarung. Dan di Cilacap juga pernah bercanda, main tebak-tebakan dengan anak-anak pakai Bahasa Ibunya mereka, “Jawa Ngapak”. Tapi Mr. Presiden, jangan lalu sulap bukit-hutan penyangga kehidupan jadi jalan trans, sulap hutan adat jadi sawah, sulap belantara kaki gunung jadi PLTP, sulap pohon sagu jadi padi. Jangan “pindahkan” fauna di rimba belantara ke museum zoologi. Jangan “pindahkan” flora di hutan ke kebun raya. Yang terlanjur stop sudah sekarang, lalu lakukan pemulihan pada alam dan korban terdampak. Sebab kalau diteruskan, presiden-presiden mendatang terlalu banyak bahan mendongeng buat anak-anak kita. Karena hutan, bukit, sungai, belantara, dan seisinya musnah sudah tinggal cerita, fabel, dan legenda. Sulap distribusi dan stok air bersih di kampung berbukit-bukit jadi lancar dan berkecukupan boleh. Sulap kulit nanas jadi mainan anak-anak juga boleh. Air adalah sumber kehidupan semua makhluk. Termasuk bagi anak kodok atau kecebong. Dan tak terkecuali bagi anak-anak. Semua orang, semua anak perlu dan berhak atas air bersih. Anak-anak juga perlu berkawan dan bermain dengan air. Rimba belantara mesti ada. Air harus melimpah. Tidak menyulap hutan menjadi lahan proyek berarti menjaga air terus mengalir. Cipali, 24 Juli 2017 Ikuti tulisan menarik Adiani Viviana lainnya di sini.

Airmerupakan sumber daya alam yang digunakan oleh hajat semua makhluk hidup. Rata-rata kebutuhan air yaitu sebesar 60 L/orang/hari, diperkirakan setiap harinya kebutuhan air bersih ini akan meningkat dari tahun ke tahun seiring bertambahnya populasi manusia (Pitoyo dan Mohammad 2014).
Ilustrasi Sumber Sejarah Kerajaan Kalingga. Sumber UnsplashSumber sejarah Kerajaan Kalingga menjadi poin penting untuk dapat mengetahui sebagian kejadian di masa dari buku Mengenal Kerajaan-kerajaan Nusantara, Kerajaan Kalingga merupakan kerajaan dengan corak Hindu yang terletak di Jawa Tengah. Kerajaan ini diperintah oleh Ratu Shima yang sangat bijaksana dan mengetahui bagaimana kehidupan di masa Kerajaan Kalingga, diperlukan sumber sejarah. Lantas, apa saja sumber sejarah kerajaan Kalingga?Sumber Sejarah Kerajaan KalinggaIlustrasi Sumber Sejarah Kerajaan Kalingga. Sumber UnsplashBerikut ini adalah sumber sejarah Kerajaan Kalingga, yaitu1. Kisah LokalSejarah Kerajaan Kalingga berasal dari berbagai sumber, salah satunya adalah lisan. Sumber lisan atau kisah lokal mengenai Kerajaan Kalingga berkembang di bagian utara Jawa kisah lokal tersebut diceritakan mengenai seorang ratu yang sangat menjunjung tinggi keadilan dan kebenaran. Ratu tersebut bernama Ratu Shima yang senantiasa mendidik kejujuran pada Cerita PahyanganDi dalam cerita Parahyangan dikisahkan mengenai asal usul Ratu Shima yang memiliki keterkaitan dengan Kerajaan hanya itu, adanya Kerajaan Kalingga juga terikat dengan beberapa kerajaan lain seperti Kerajaan Sunda, Kerajaan Sriwijaya, dan Kerajaan Mataram Catatan I-TsingDi dalam catatan I-Tsing yang ditulis sejak tahun 664 hingga 665 Masehi, dikisahkan bahwa di abad ke-7 tanah Jawa merupakan pusat pengetahuan untuk agama Buddha di dalam wilayah Kerajaan Kalingga terdapat Hwining yang merupakan seorang pendeta Tiongkok. Pendeta tersebut adalah orang yang menerjemahkan kitab agama Buddha ke dalam bahasa Tiongkok. Ketika menjalankan tugasnya tersebut, Hwining menjalin kerjasama dengan Janabadra yang merupakan pendeta asli Prasasti TukmasPrasasti Tukmas merupakan sumber sejarah Kerajaan Kalingga yang ditemukan di Desa Labak, Magelang atau sebelah barat dari lereng Gunung tersebut ditulis memakai bahasa Sanskerta dan huruf Palawa. Di dalamnya menceritakan tentang mata air jernih dan bersih di wilayah Kerajaan Kalingga yang sama dengan Sungai Gangga di Prasasti SojomertoPrasasti Sojomerto juga menjadi sumber sejarah dari Kerajaan Kalingga yang ditulis dalam aksara Kawi dan Melayu Kuno. Prasasti ini ditemukan di Desa Sojomerto, Batang, Jawa dari prasasti yang berasal dari abad ke-7 ini berkaitan dengan keluarga Dapunta dia sekilas pembahasan mengenai sumber sejarah Kerajaan Kalingga.LAU Gambaranimasi air dan kehidupan tumbuhan. Gambar poster air sumber kehidupan - Kehidupan bawah laut juga terdapat beragam makhluk hidup yang menempatinya. Kuba terletak di Karibia utara pada pertemuan Laut Karibia Teluk Meksiko dan Samudra AtlantikKuba adalah selatan dari Florida dan Bahama barat dari Haiti dan timur Meksiko. Tanpaair suplai dari perusahaan air minum, masyarakat harus mengantre atau terpaksa membeli air yang dijual dengan harga yang cukup mahal. Dari sini juga kita kembali disadarkan air sumber kehidupan. Melihat peristiwa itu kembali mengingatkan saya akan karunia yang Tuhan berikan. Adanya sinar matahari, oksigen dalam udara, air, tanaman, dan hewan adalah bentuk kasih Allah kepada manusia tanpa kecuali. Allah mengasihi semua orang tanpa kecuali. 1YaO.
  • fp60vhmepw.pages.dev/158
  • fp60vhmepw.pages.dev/649
  • fp60vhmepw.pages.dev/490
  • fp60vhmepw.pages.dev/475
  • fp60vhmepw.pages.dev/223
  • fp60vhmepw.pages.dev/192
  • fp60vhmepw.pages.dev/383
  • fp60vhmepw.pages.dev/497
  • fp60vhmepw.pages.dev/319
  • fp60vhmepw.pages.dev/937
  • fp60vhmepw.pages.dev/847
  • fp60vhmepw.pages.dev/852
  • fp60vhmepw.pages.dev/858
  • fp60vhmepw.pages.dev/129
  • fp60vhmepw.pages.dev/880
  • gambar cerita tentang air sumber kehidupan