Menurut Bratakesawa dalam bukunya" Falsafah Siti Djenar" (1954) dan buku "Wejangan Wali Sanga "himpunan Wirjapanitra, dikatakan bahwa saat Sunan Bonang memberi pelajaran iktikad kepada Sunan Kalijaga di tengah perahu yang saat bocor ditambal dengan lumpur yang dihuni cacing lembut, ternyata si cacing mampu dan ikut berbicara sehingga ia disabda
082. Di alam kematian ada surga dan neraka, dijumpai untung serta sial. Keadaan di dunia seperti ini menurut Syekh Siti Jenar, sesuai dengan dalil Samarakandi "al mayit pikruhi fayajitu kabilahu" artinya Sesungguhnya orang yang mati, menemukan jiwa raga dan memperoleh pahala surga serta neraka. 083.
1. Sudah diketahui secara umum bahwa wejangan (ajaran-ajaran) Syekh Siti Jenar dirumuskan dalam ajaran Sasahidan. Adapun yang menjadi sesuatu yang harus dicegah oleh para pengikut dan pengamal ajarannya adalah (Sabda Sasmaya, hlm. 45, 47) : - Tidak boleh memiliki daya atau keinginan yang buruk dan jelek. - Tidak boleh berbohong.
Syekh Siti Jenar (artinya: tanah merah) yang memiliki nama Abdul Jalil dan nama kecil San Ali (juga dikenal dengan nama Sunan Jepara, Sitibrit, Syekh Lemahbang, Syekh Jabarantas) adalah seorang tokoh sufi asal Jawa dan salah seorang penyebar agama Islam di Pulau Jawa, khususnya di Kabupaten Demak. [1] Nama dan julukan.